April 20, 2025

Cleopatracafepa – Menilik Kuliner, Sejarah, & Budaya di Seluruh Dunia

Kuliner merupakan elemen yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di era modern

Jamu Palembang: Perpaduan Rempah dan Khasiat Sungai Musi

Palembang, kota tertua di Indonesia yang berdiri di tepian Sungai Musi, dikenal luas karena kekayaan kulinernya, seperti pempek dan tekwan. Namun, di balik lezatnya kuliner khas tersebut, tersembunyi tradisi pengobatan herbal yang telah diwariskan secara turun-temurun: jamu Palembang. Tradisi ini merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat Sumatera Selatan yang menjadikan alam—terutama sungai dan hutan tropis—sebagai sumber penyembuhan alami.

Jamu Palembang menawarkan sesuatu yang unik. Ia merupakan perpaduan antara khazanah rempah Nusantara dan kekayaan hayati Sungai Musi, menjadikannya tidak hanya sebagai racikan penyembuh, tetapi juga refleksi dari identitas budaya masyarakat Palembang yang hidup berdampingan dengan alam.

Akar Sejarah Jamu di Bumi Sriwijaya

Sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 hingga ke-13, Palembang telah lama menjadi titik pertemuan budaya. Pedagang dari India, Tiongkok, dan Timur Tengah kerap singgah, membawa serta rempah dan pengetahuan pengobatan tradisional. Dari sinilah, tradisi meracik jamu tumbuh dan beradaptasi dengan kondisi lokal. Masyarakat Palembang memadukan teknik meramu dari luar dengan tumbuhan khas daerah rawa, dataran rendah, serta hasil hutan sekitar Sungai Musi.

Jamu di Palembang bukan hanya untuk mengobati penyakit, tetapi juga digunakan dalam ritual adat, perawatan tubuh, hingga sebagai pelengkap gaya hidup sehat.

Ciri Khas Jamu Palembang

Jamu Palembang memiliki keunikan dalam komposisi bahan dan cita rasanya. Beberapa ciri khas yang menonjol antara lain:

  • Penggunaan bahan herbal rawa dan air sungai, seperti akar-akar, daun-daun air, dan tanaman yang hanya tumbuh di bantaran Sungai Musi.
  • Rasa yang lebih seimbang antara pahit, pedas, dan manis, disesuaikan dengan selera masyarakat setempat.
  • Pengaruh budaya Melayu, yang memperkaya jamu dengan teknik masak dan penyajian khas, seperti dikukus, dikeringkan, atau diolah dengan santan.
  • Disajikan secara eksklusif untuk momen tertentu, seperti pengobatan setelah melahirkan, penguat tubuh nelayan, atau pengobatan gangguan pencernaan akibat makanan laut.

Bahan Lokal Kaya Manfaat

Jamu Palembang banyak menggunakan tumbuhan endemik Sumatera Selatan yang tak umum dijumpai di daerah lain. Di antaranya:

  • Akar kuning: Akar dengan warna keemasan ini digunakan sebagai tonik penguat tubuh, mirip fungsi temulawak.
  • Daun beluntas dan tapak liman: Berfungsi untuk melancarkan metabolisme dan mengurangi bau badan.
  • Daun sendok dan daun serai hutan: Baik untuk gangguan ginjal dan saluran kemih.
  • Rempah lokal seperti kayu secang, cengkeh, dan kapulaga Palembang: Memberi aroma khas serta berfungsi sebagai antiinflamasi.

Bahan-bahan ini sering direndam atau direbus dengan air dari sumur mata air sekitar Sungai Musi, yang diyakini lebih “berenergi” dan alami.

Jenis-Jenis Jamu Khas Palembang

1. Jamu Penguat Nelayan

Ramuan ini dibuat untuk menambah tenaga bagi para nelayan yang beraktivitas di Sungai Musi. Terbuat dari jahe merah, lada hitam, akar kuning, dan madu. Memberi efek hangat dan menguatkan otot.

2. Jamu Pahit Musi

Racikan herbal pahit yang berfungsi sebagai detoks tubuh. Dibuat dari daun sambiloto, brotowali, dan akar ilalang. Biasanya diminum secara berkala untuk menjaga fungsi hati.

3. Jamu Pulasari

Digunakan oleh perempuan https://www.innovativebeautyacademy.com/ setelah melahirkan. Mengandung kayu pulasari, temulawak, dan daun sirih. Berfungsi untuk mengencangkan otot rahim dan mempercepat pemulihan tubuh.

4. Jamu Sejuk Musi

Minuman herbal dingin yang cocok dikonsumsi di siang hari. Mengandung daun pegagan, serai, dan jeruk nipis. Diminum untuk mengatasi panas dalam dan kelelahan akibat cuaca lembap.

Ritual dan Tradisi Penggunaan

Jamu Palembang erat kaitannya dengan upacara adat, terutama dalam pernikahan, kelahiran, dan pengobatan tradisional. Seorang bidan atau tetua adat biasanya bertanggung jawab dalam meracik dan memberikan jamu sesuai kondisi tubuh seseorang.

Contohnya, pada tradisi “bekhusek” (mandi uap tradisional), wanita yang baru menikah atau melahirkan akan dimandikan uap dari rebusan rempah, sambil minum jamu hangat yang memperlancar peredaran darah dan menenangkan pikiran.

Transformasi Jamu Palembang di Era Modern

Meski sempat tergerus oleh perkembangan zaman, kini jamu Palembang mulai mendapatkan perhatian kembali. Banyak pelaku UMKM mulai mengangkat kembali jamu lokal sebagai produk andalan. Jamu dikemas dalam botol kaca, dikeringkan menjadi serbuk, atau diolah menjadi teh herbal.

Kafe dan restoran di Palembang pun mulai menawarkan jamu sebagai pilihan menu minuman sehat, bahkan dengan sentuhan modern seperti “jamu latte” atau “ice jamu tonic.”

Generasi muda mulai menyadari bahwa jamu bukan sekadar tradisi tua, tetapi solusi alami untuk menjaga kebugaran di tengah gaya hidup cepat dan modern.

BACA JUGA: Jamu Infused Water: Cara Simpel Nikmati Khasiat Jamu

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.